Sejak menikah, aku memang tidak menunda - nunda untuk punya momongan. Just let it flow sesuai dengan waktunya Tuhan. Selang 3 - 4 bulan pernikahan, aku hamil. YAY!
Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.
Janin yang aku kandung tidak berkembang dengan baik. Dokter menyatakan ukurannya tidak sesuai dengan usianya dan akhirnya sebelum masuk 12 minggu aku keguguran. Thanks God aku dapat SpOG yang sangattttt baik, pintar dan realistis. So aku hanya butuh 3 bulan untuk bisa hamil lagi. Aku akan cerita di post berikutnya tentang hal ini.
Selang 3 bulan, aku hamil lagi. YAY LAGI hihihihi! Kehamilan kedua berjalan sangat lancar, tidak ada keluhan, tidak ada ngidam, tidak ada muntah, mual sekedarnya aja dan sekarang sudah memasuki trimester ketiga.
Berdasarkan pengalaman yang lalu, aku merasa perlu untuk memiliki berbagai insight baru tentang hal - hal yang berhubungan dengan kehamilan, kelahiran dan berbagai hal setelah menjadi seorang ibu. Jadi aku mulai bertanya sama teman - teman yang sudah punya anak tentang pengalaman mereka. Membaca berbagai artikel tentang kehamilan, kelahiran, dsb dan juga bergabung dengan forum - forum yang membahas tentang kehamilan dan perintilannya.
And lucky me, blog membuat wawasanku jadi semakin luas. Aku berkesempatan untuk mengikuti acara World Cord Blood Day bersama Cordlife. Sebelum acara, aku sempat mencari tau tentang apa sih Cordlife itu? dan apakah cord blood itu? Kok nampaknya agak asing di pendengaran.
TENTANG PT. CORDLIFE PERSADA
PT. Cordlife Persada (Cordlife Indonesia) adalah anak perusahaan yang dimiliki Cordlife Group Limited. Berdiri di Indonesia sejak tahun 2003, Cordlife Indonesia merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mengoperasikan fasilitas pemrosesan darah tali pusat yang kriopreservasi lokal.
Fasilitas perusahaan bersertifikat ISO yang berlokasi di Jakarta, dibangun dengan standar baku global American Association of Blood Banks (AABB). Pada tahun 2014, fasilitas Cordlife di Singapura merilis 2 unit darah tali pusat yang berhasil digunakan untuk pengobatan cerebral parsy yang dilakukan di Korea. Darah tali pusat yang digunakan diambil oleh tim Cordlife Indonesia dan sepenuhnya terkoordinasi di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan - ilmuwan hebat di seluruh dunia menyatakan bahwa darah tali pusat itu bisa dijadikan terapi untuk pengobatan berbagai penyakit. Karena itu Cordlife hadir untuk membantu kita untuk memproses dan menyimpankan darah tali pusat dari bayi yang baru dilahirkan, jika sewaktu - waktu diperlukan untuk terapi pengobatan bagi si bayi itu sendiri, saudaranya, ibunya atau keluarga lainnya.
WOW, sepenting itukah menyimpan darah tali pusat?
YES! Sepenting itu!
Tapi sebelum kita ulas segimana pentingnya, kamu harus tau dulu beberapa hal dibawah ini
Dijelaskan oleh dr. Ardiansjah Dara,
SpOG (spesialis kebidanan dan kandungan), bahwa tali pusat adalah tali
penghubung antara embrio (janin) dan sedang berkembang. Waktu awal janin
itu berkembang, tali pusatnya terhubung dengan yolk (semacam kuning
telur sumber makanan si bayi). Di bulan yang kedua mulailah terbentuk
plasenta yang kemudian berkembang bersama dengan perkembangan tali pusat
dan juga bayi.
Pada saat lahir, tali pusat bayi yang berbentuk seperti usus akan dipotong. Sekitar 10 cm tali pusat disisakan di badan bayi dan akan puput (lepas) dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Jaman dulu, tali pusat dan plasenta dianggap "sampah" medis dan akan dibuang.
Kalau di Indonesia biasanya akan dicuci bersih dan dimasukkan kedalam kendi. Nanti di dalam kendinya akan diberikan tulisan - tulisan doa dan harapan agar si anak itu menjadi seperti yang tertulis (seperti ini lah yang keluargaku lakukan hihihihi). Lalu kendi yang berisi tali pusat dan plasenta itu akan ditanam di depan rumah, tumpukan tanahnya dikurung dalam sangkar kecil dan diterangi lampu saat malam hari.
Siapa sangka selain tali pusat, ternyata membran di dalam tali pusat yang kita buang itu juga punya manfaat yang lainnya. Berikut penjelasannya :
*Sel Punca = Stem Cell
Karena karakternya yang memperbaharui sistem imunitas tubuh inilah yang kemudian membuat sel punca (stem cell) ini sangat berguna untuk terapi dan menyembuhkan berbagai penyakit. Tapi bukankah selama ini stem cell ini juga bisa diperoleh dari yang lainnya ? Misalnya dari tulang belakang gitu? Iya. Betul. Tapi kandungannya berbeda dan khasiatnya berbeda, resikonya juga berbeda.
Proses pengambilan darah tali pusat tidaklah menimbulkan rasa sakit, prosesnya aman dan cepat. Darah tali pusat harus diambil saat persalinan oleh dokter kandungan. Setelah bayi lahir, tali pusat akan dijepit pada dua tempat dan digunting diantaranya. Kemudian dalam hitungan menit, dokter kandungan akan mengalirkan darah tali pusat ke dalam kantong darah sekali pakai dengan dua lapisan steril.
Darah tali pusat yang diambil bervariasi antara bayi satu dan yang lainnya, tapi umumnya sekitar 60-75 ml bisa diperoleh dari seorang bayi Asia. Sampel darah ibu juga harus diambil dalam waktu 48 jam sebelum atau sesudah kelahiran bayi. Darah ibu akan diuji untuk sejumlah penyakit menular, termasuk HIV, Hepatitis B dan C, Cytomegalovirus dan Sifilis. Pengujian ini merupakan syarat dasar untuk memastikan keamanan dan kualitas darah tali pusat yang diambil agar dapat digunakan dimasa depan sesuai dengan standart kriopreservasi darah tali pusat internasional.
Coba deh lihat tabel diatas, gokil ya. Ternyata dalam satu tali pusat itu ada 3 jenis sel punca (stem cell) yang bisa kita saving untuk masa depan bayi (dan juga keluarga).
HEMATOPOIETIC STEM CELL ( HSC)
MESENCHYMAL STEM CELL ( MSC)
EPITHELIAL STEM CELL ( EpSC )
Ketiga sel punca (stem cell) diatas ini bisa digunakan untuk terapi dan mengobati berbagai penyakit. Seperti serangan jantung, kerusakan tulang rawan pada lutut, gangguan mata, penyembuhan luka bakar, dll.
Selain itu, masih banyakkkkk lagi penyakit yang dapat diterapi dengan sel punca (stem cell), diantaranya :
Blood Cancers - Kanker Darah
- Leukaemia
- Myloproliferative Neoplasm
- Myloproliferative Syndromes
- other (multiple myeloma, plasma cell leukaemia, etc)
Non Malignant Blood Disorders - Kelainan Darah yang Bukan Keganasan
- Anaemias (Aplastic Anaemias, Facony Anaemia, etc)
- Hereditary Bone Marrow Failure Syndrome
- Inherited Red Cell Abnormalities
- Inherited Platelet Abnormalities
Solid Tumor - Tumor Solid
- Hodkin's Lymphoma, Neuroblastoma, Retinoblastoma, Wilms Tumor, etc
Immunube Disorders - Kelainan Imun
- Severe Combined Immune Deficiency ( SCID )
- Neutripenias
- Phagocyte Disorders
- Inherited Disorders of the Immune System & Other Organs
- other Inherited Immune System Disorders
Metabolic Disorders - Kelainan Metabolik
- Leukodystrophy Disorders
- Lysosomal Storage Diseaseas
- Mucopolysaccharidosis ( MPS ) Storage Diseaseas
- other Metabolic Disorders
Jadi sangat penting untuk menyimpan darah tali pusat karena 1 : 217 orang membutuhkan sel punca (stem cell) untuk terapi pengobatan bagi dirinya. Baik yang usia bayi, balita, usia sekolah sampai dengan orang dewasa.
Cordlife sebagai perusahaan pengolah dan penyimpan sel punca (stem cell) juga sudah berpengalaman lebih dari 14 tahun untuk mengolah, menyimpan sampai dengan proses transplantasi dan terapi berbagai penyakit dengan sel punca (stem cell) yang disimpannya.
Sel punca (stem cell) yang kita simpan bukan hanya untuk anak - anak yang memang sudah dideteksi membutuhkan terapi dengan sel punca (stem cell) suatu saat nanti, tetapi bisa juga menjadi investasi kesehatan untuk saudara kandungnya (baik kakak ataupun adiknya nanti), bisa juga untuk orang tuanya, kakek nenek atau untuk membantu saudara, keluarga, teman, orang lainnya yang cocok dengan sel punca (stem cell) miliknya.
Sel punca (stem cell) bisa diambil dari berbagai sumber seperti dari sumsum tulang belakang dan juga darah tepi. Tapi sel punca (stem cell) yang diperoleh dari darah tali pusat memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Kualitas dan usianya juga dinilai lebih baik. Sel punca (stem cell) belum mengalami paparan dari berbagai hal seperti rokok, polusi, pengawet dari makanan, pewarna makanan, dll. Karena tentunya ibu hamil pasti akan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan menghindari hal - hal yang membahayakan kesehatan (menyebabkan penyakit).
Jika kita mengambil sel punca (stem cell) dari pendonor, tentunya akan ada biaya tambahan yang dikeluarkan. Baik untuk pengetesan apakah sel punca (stem cell) nya layak, apakah cocok, lalu berbagai proses lainnya yang angkanya bisa mencapai lebih dari US$ 10.000 (sekitar Rp. 135.000.000,-).
Lalu, mengapa Cordlife ?
dr. Mariana Virtin (Medical Advisor PT. Cordlife Indonesia) menjelaskan bahwa Cordlife telah berdiri selama 16 tahun, bekerjasama dengan para ahli di bidang klinis untuk memberikan akses prioritas dalam penggunaan sel punca (stem cell).
Pada 2001 Cordlife adalah bank darah tali pusat swasta pertama yang merilis sel punca (stem cell) dari darah tali pusat untuk mendukung transplantasi dan terapi Leukaemia di Singapore. Telah banyak tali pusat yang diproses dan disimpan di Cordlife telah digunakan untuk transplantasi di berbagai negara, seperti Amerika, Singapore, Korea dan Hongkong.
Pada tahun 2005 Cordlife bekerjasama dengan dr. Keith Goh untuk melakukan transplantasi sel punca (stem cell) yang pertama kalinya untuk penyakit Cerebral Parsy di Singapore.
Cordlife memiliki sistem pemrosesan dan penyimpanan menggunakan mesin - mesin terbaik berkualitas tinggi yang diakui di seluruh dunia. Mesin Sepax 2 mampu menghasilkan lebih dari 99% sel berintik dari darah tali pusat. Tempat penyimpanan darah akan dihubungkan ke kit pemrosesan single dan Sepax. Setiap darah tali pusat diproses secara individual untuk mencegah kontaminasi silang.
Kantong penyimpanan cryrogenic yang digunakan Cordlife telah disetujui oleh FDA. Kantong cryobag (lihat pada foto dibawah ini) memiliki dua bagian kecil segmen yang terintegrasi dengan standart AABB dan FACT-Netcord. Kita dapat menggunakan 80% dari sel punca (stem cell) untuk terapi sementara yang 20% lainnya terus disimpan untuk diekspansi selanjutnya.
Tangki penyimpanan kriogenik yang digunakan Cordlife adalah MVE Anti-contamination Vapour-phase Liquid Nitrogen Storage System yang telah digunakan dan dipercaya oleh mayoritas bank darah pusat swasta di seluruh dunia selama puluhan tahun. Tangki penyimpanan Cordlife dapat menyimpan dalam suhu sampai - 190 Celcius.
Kurir pengambilan darah tali pusat standby
selama 24 jam setiap harinya untuk mengambil darah tali pusat bayi kita
Cordlife juga memberikan jaminan untuk mencarikan sel punca (stem cell) baru yang memiliki karakteristik yang serupa jika ditemukan sel punca (stem cell) yang kita simpan mati karena penyimpanan yang kurang baik atau karena kesalahan lain yang dilakukan Cordlife.
Cordlife juga menjadi satu - satunya perusahaan di Singapore yang mendapatkan otorasi dari CellOptima. Menggunakan verifikasi biomarker sel CellOptima, membran tali pusat bayi kita akan diuji setelah 4 minggu kriopreservasi. Selama proses ini, segmen sampel dari membran tali pusat beku akan dicairkan dan MSC dan atau EpSC akan dipanen sesuai dengan pilihan rencana penyimpanan kita.
MSC dan EpSC yang dibiakkan dengan teknologi CellOptima telah digunakan dengan sukses pada aplikasi klinik pada manusia. Selama kita menyimpan darah tali pusat kita di Cordlife maka kita dijamin menjadi member dari Global Cord Registry yang secara otomatis memiliki akses ke CellOptima untuk isolasi dan ekspansi dari MSC dan atau EpSC untuk membantu terapi.
Cordlife menyediakan dua pilihan untuk penyimpanan sel punca (stem cell) :
- Penyimpanan Darah Tali Pusat : Diambil sesaat setelah proses persalinan, pemrosesan, pemeriksaan dan kriopreservasi sel punca (stem cell) jangka panjang dari darah tali pusat.
- Penyimpanan Membran Tali Pusat : Diambil sesaat setelah proses persalinan, pemeriksaan dan
kriopreservasi membran tali pusat jangka panjang dari darah tali
pusat.
Selanjutnya, meet Fanny Novia (brand ambassador PT. Cordlife Indonesia) yang berbagi cerita tentang pengalamannya bergabung dengan Cordlife. Putri pertama Fanny yang bernama Valleria Ellinor Huang, divonis mengalami Trisomy 18 (Edward Syndrome), suatu keadaan dimana terjadi kelainan genetik pada janin.
Keadaan ini sudah diketahui Fanny sejak Valleria dalam usia 20 minggu dalam kandungan. Tapi cinta seorang ibu mengalahkan segalanya, Fanny tetap mempertahankan Valleria walaupun Fanny tau kalau kondisi Valleria akan jauh berbeda dari anak normal lainnya.
"Aku mau lanjutin kehamilan ini. Apapun yang terjadi aku lanjutin
kehamilan ini. Tuhan berikan, biar Tuhan yang ambil. Kalau dede nyaman
di dalam perut saya selama 9 bulan, biar dede bersenang - senang di perut
saya. Kalau memang jodoh saya dengan dede cuma 9 bulan di dalam perut.
Saya ikhlas. Kalau nanti lahir dede cuma bertahan beberapa hari, saya
terima. Asal jangan ada yang ambil paksa dede dari saya sekarang. Karena
saya akan menyesal sepanjang hidup saya."
*Diambil dari blog Fanny Novian
Valleria lahir pada 11 November 2015 dengan berat 1.995 kg. Sangat kecil dan membutuhkan penanganan khusus juga selang untuk supply makanan ke lambungnya, tapi Fanny dan suami tetap dengan setia dan sukacita mendampingi bayi mungil pertama mereka menjalani masa - masa perjuangannya. Valleria bertahan selama 29 hari, setelahnya Valleri kembali ke pangkuan Bapa di Surga.
"Saya tidak merasa menyesal karena mempertahankan kehamilan ini. Saya tidak
merasa perjuangan ini sia-sia. God put us in this situation for a
reason. Mungkin sekarang saya tidak tahu kenapa harus saya. Tapi saya
yakin, akan ada jawabannya nanti di kemudian hari."
Selang 6 bulan kemudian, Fanny kembali hamil anak kedua. Pada masa ini Fanny lebih banyak mencari tau tentang kehamilannya dan segala perintilan seputar kesehatan ibu hamil. Kehamilan anak kedua tidak ada masalah, bayi berkembang sehat dan sempurna. Atas saran dokter kandungannya, Fanny memutuskan untuk bergabung dengan Cordlife.
Darah tali pusat ini dijadikan "simpanan" jika amit - amit sewaktu - waktu diperlukan, baik untuk digunakan sendiri ataupun untuk kerabat yang lain. Cerita Fanny sangat menginspirasi banyak orang khususnya aku. Bagaimana cinta seorang ibu kepada anaknya memang benar tidak terhingga sepanjang masa.
Satu hal lain yang sangat penting dan membuat Fanny semakin yakin untuk bergabung adalah karena MURAH. Yes! MURAH. Fanny tidak menyangka kalau penyimpanan sel punca (stem cell) di Cordlife seharga segelas kopi kamu di pagi hari.
Yes! Biaya penyimpanan sel punca (stem cell) di Cordlife hanya sebesar Rp. 1.500.000,-/tahun (*diluar VET *sumber www.cordlife.com). Kamu bisa membayarnya setahun sekali, 10 tahun langsung atau 21 tahun langsung.
Dan kita bisa bergabung kapan saja dengan Cordlife, baik sejak awal kehamilan ataupun pada trimester ketiga. Tapi sebaiknya bergabunglah sejak awal - awal masa kehamilan, misalnya saat janin di usia 20 minggu. Karena ada perlindungan terhadap komplikasi - komplikasi kehamilan seperti Preklamsia, pendarahan setelah melahirkan yang mengakibatkan pengangkatan rahim, dll.
"We better prepare for the worst,
coz it's only one chance, one choice"
Paling tidak ada 3 hal yang harus kita perhatikan mulai sejak kita berumah tangga dan mempersiapkan diri kita menjadi seorang ibu, diantaranya :
NIPT (Non Invasive Prenatal Testing)
Tes awal pada saat trimester pertama kehamilan, sekitaran 20 minggulah. Dengan melakukan tes ini kita bisa mengetahui kondisi bayi yang kita kandung, dari jenis kelaminnya sampai dengan apakah bayi yang kita kandung memiliki kelainan genetik, dll. Tesnya sendiri tidak akan menyakiti bayi, karena sampel darah yang diambil adalah sampel darah dari ibu.
Menyimpan Darah Tali Pusat
Pada trimester kedua kita bisa mendaftarkan diri untuk melakukan penyimpanan darah tali pusat bayi kita di Cordlife dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terjadinya masalah - masalah kehamilan seperti preklamsia, dsb.
Periksa Bayi Setelah Lahir
Memeriksakan bayi setelah lahir juga tidak kalah penting. Setelah darah tali pusat sudah tersimpan dengan baik. Maka saatnya memeriksakan kondisi bayi, apakah bayi lahir dengan kelainan metabolisme bawaan, dll. Tes ini tidak dilakukan dengan menyuntik bayi kita kok, hanya mengambil sampel dari urinnya saja.
Jika kamu sekarang sedang hamil, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan kamu untuk menyimpan darah tali pusat bayimu nanti karena mereka yang tau kondisi kehamilan kamu. Jika kandungan kamu dalam keadaan sehat, bagus, tanpa masalah, tidak ada salahnya juga berjaga - jaga toh? Karena toh sel punca (stem cell) yang disimpan bisa berguna untuk kamu dan saudara kandungnya.
Untuk mendaftarkan diri ke Cordlife kamu bisa menghubungi nomor 021 - 8379 7424, tim dari Cordlife akan dengan senang hati menjelaskan seluruh hal yang kamu ingin tau. Cordlife juga memiliki berbagai pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan ibu hamil, kandungan dan bayi.
Semoga informasi yang aku sampaikan ini bisa berguna untuk kamu semua ya
Terima kasih sudah mampir, have a great day :))
#cordlifeawesome #cordlifeindonesia
#cordlifeindonesia #cordbloodbank
#stemcell #worldcordbloodday #WCBD17
www.cordlife.co.id
Layanan Pelanggan 021 - 8379 7424 dan 0813 8060 5508
Email : info@id.cordlife.com
*semua data diatas diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Cordlife Indonesia, Instagram & Blog Fanny Novia dan dokumentasi probadi. Kemudian diedit oleh www.roosvansia.com agar mudah untuk dimengerti dan lebih menarik