Melahirkan ERACS di RS Awal Bros Pekanbaru


Hai there,

Kalau kamu belum baca cerita sebelumya gimana perjalanan aku mencari dokter kandungan terbaik di Pekanbaru dan bagaimana aku bisa memilih untuk melakukan ERACS dan akhirnya melakukan tindakan operasi sesar di Awal Bros, silahkan baca post ini dulu ya : 

"Pencarian Dokter Kandungan Terbaik di Pekanbaru"

Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan antara Operasi Caesar Konvensional dan Metode ERACS", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/15/050000820/perbedaan-antara-operasi-caesar-konvensional-dan-metode-eracs?page=all.
Penulis : Sekar Langit Nariswari
Editor : Glori K. Wadrianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

 

29 November 2021 

Pukul 20.00 WIB - Klinik Amanah Riau Kepri

Melanjutkan cerita sebelumnya, akhirnya aku mencoba daftar lewat WA ke Klinik Amanah Riau Kepri. Klinik tempat dr. Zaldy Zaimi, Sp.OG praktek. Aku daftar untuk hari Senin, pas banget ada slot dan aku ngga perlu menunggu lama.

Klinik Amanah Riau Kepri

Jl. Arifin Ahmad No. 8 B Telp. 0853.7695.9620

dr. Zaldy Zaimi. Sp.OG - Senin, Rabu, Jumat 19.00 - 21.00 WIB

Saat ketemu beliau, orangnya sangat ramah dan komunikatif. Semua cerita dari awal aku hamil pertama sampai ketiga ini didengarkan dengan baik. Kemudian aku di USG dan beliau menyampaikan kalau sudah ada 3 lilitan tali pusat. Aku agak kaget juga, berarti ngga bisa nih nunggu lama - lama (kadang masih terbesit mau melahirkan pas 12.12.2021 hihihihi).

Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) adalah metode yang diterapkan pada operasi sesar dengan tujuan untuk mempercepat mobilitas ibu dan proses pemulihan. Sehingga bisa mempersingkat masa rawat supaya ibu bisa segera pulang dan mengurus bayinya.

ERACS, memungkinkan seorang ibu untuk melakukan pergerakan lebih cepat. Biasanya baru boleh duduk setelah 24 jam, tetapi dengan ERACS pasien sudah boleh duduk dan makan 2 jam pasca operasi. Disampaikan juga di beberapa artikel dan diskusi dokter-dokter kandungan kalau dosis anastesi yang diberikan pada metode bukannya lebih banyak tetapi menjadi lebih sedikit. Jadi saat operasi kaki bisa digerakkan, mengurangi rasa nyeri, bekas luka minim, mual muntah juga bisa dimimalisir.



Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan antara Operasi Caesar Konvensional dan Metode ERACS", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/15/050000820/perbedaan-antara-operasi-caesar-konvensional-dan-metode-eracs?page=all.
Penulis : Sekar Langit Nariswari
Editor : Glori K. Wadrianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan antara Operasi Caesar Konvensional dan Metode ERACS", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/15/050000820/perbedaan-antara-operasi-caesar-konvensional-dan-metode-eracs?page=all.
Penulis : Sekar Langit Nariswari
Editor : Glori K. Wadrianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Setelah selesai USG, aku menanyakan tentang metode ERACS dan beliau menjelaskan secara garis besar tentang metode tersebut dan menyampaikan kalau beliau available tanggal 1 dan pada tanggal 2 s.d 5 akan cuti dulu. Kalau mau sc tanggal 6 ketika beliau kembali praktek silahkan juga.

Wah, berarti pas banget omongan aku sebelumnya. Aku sempet berucap "Biar adek bayi memilih tanggal berapa dia mau lahir". Jadi artinya "kode alam" nih untuk melakukan sc tanggal 1 Desember 2021, pas banget tanggalnya sama dengan sahabat aku waktu SD namanya Anasthasia Laurent Jovanka.

Kemudian dr. Zaldy menyampaikan mekanisme operasi dan apa aja yang harus dilakukan untuk mempersiapkan diri dan mental aku juga suami :

"Terserah ibu maunya gimana, dipikir - pikir dulu. Sekarang saya bikin aja surat rujukan untuk ibu swab PCR di RS Awal Bros (kalau mau operasi di RS Awal Bros memang harus PCR juga disana). Kalau mau sc tanggal 1 Desember 2021, malam ini enaknya ibu PCR karena kadang nunggu hasilnya lama. Ibu bisa langsung PCR lewat IGD dan tunjukkan surat dari saya.

"Lalu besok bisa kontrol lagi di RS Awal Bros sebelum operasi, saya praktek pagi. Kemudian ibu tes darah dulu dan ibu bisa mulai masuk ruangan sore atau malam. Lalu jam 02.00 terakhir makan, kemudian lusa jam 08.00 WIB kita operasi".

Duh, penjelasannya detail banget dan aku jadi terbayang tentang apa saja yang harus aku dan suami persiapkan. Jadi kami kembali kerumah dan membahas bagaimana keputusan terbaik yang harus kami ambil.

Biaya Kontrol dr. Zaldy Zaimi, Sp. OG Rp. 205.000,-

(administrasi pasien baru, buku kontrol, jasa Dokter, USG 2D) 

 

Pukul 23.00 WIB - IGD RS Awal Bros

Setelah diskusi sama suami, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke RS Awal Bros untuk melakukan PCR, thank God saat itu biaya PCR sudah turun jauh dari bulan sebelumnya dan sekarang jadi Rp. 300.000,- *lucky us. Hasil PCR juga sudah selesai besok paginya dengan hasil NEGATIF. Thank God.


30 November 2021

Pukul 11.00 WIB - Poli Kebidanan RS Awal Bros

Aku ke RS Awal Bros diteminin adek dr. Yusti (makasihhh ya Iyusss) untuk kontrol dengan dr. Zaldy di Poli Kebidanan, semua data tentang aku, riwayat vaksinasi, dll dientry di sistem dengan rapih sebelum aku masuk ke ruangan beliau. Lalu aku kembali di USG dan ada form untuk pengecekan Laboratorium.

Pemeriksaan Poli dr. Zaldy Rp. 325.000,- 

(administrasi, jasa Dokter, USG)

Ada beberapa yang harus dicek sebagai prosedur standart untuk tindakan operasi sesar di RS Awal Bros, diantaranya Anti HCV, Anti HIV, Hemoglobin, Hematrokit, Trombosit, Gula Darah, Golongan Darah, dsb. Kebetulan saat melahirkan anak pertama aku sudah cek golongan darah, jadi aku tinggal kasih kartu golongan darahnya saja. Biaya untuk pemeriksaan laboratorium diluar paket ERACS, sekitar Rp. 501.000,- Setelah selesai ambil darah, aku kembali kerumah untuk persiapan barang - barang yang akan dibawa ke RS, sementara untuk hasilnya sudah keluar kurang dari 2 jam.

Pemerikasaan Laboratorium Rp. 269.000,-

Paket Operasi (PT, APTT)    Rp. 105.000,-

Hematologi Rutin + DIFF    Rp. 127.000,-

 

Pukul 21.00 WIB - Holycow TKP Pekanbaru

Aku, suami dan om Rico Hombing yang nemenin kami malam itu cari makan malam dulu dan kami mampir ke Holycow TKP Pekanbaru. yang baru beberapa minggu buka di Pekanbaru. Ya, mamak dan bapak  butuh energi sebelum besok paginya akan tindakan operasi hihihi.

Pukul 22.30 WIB - IGD RS Awal Bros

Aku mendaftar untuk masuk ruangan lewat IGD. Masuk IGD, kemudian periksa denyut jantung bayi dengan menggunakan doppler, ditensi dan dicek dokter IGD. Kemudian suami ke kasir untuk menentukan paket melahirkan dan segala macam perintilan. Sembari itu aku diantar dengan kursi roda ke kamar untuk bersih - bersih dan istirahat, jadi ngga kelamaan nunggu suami di IGD.

Paket Melahirkan ERACS di RS Awal Bros Pekanbaru (Desember 2021)

Kelas III Rp. 14.500.000,-

Kelas II Rp. 15.500.000,-

Kelas 1 Rp. 15.900.000,-

Deluxe Suite 23.500.000,-

Junior Suite Rp. 25.500.000,-

President Suite Rp. 26.900.000,-

*lama rawat ERACS 3 hari 2 malam, lama rawat biasa 4 hari 3 malam

**paket batal apabila terjadi penyulit

 

Pukul 23.30 WIB - Ruang Rawat Inap 310 G / Gardenia

Suami memilihkan paket Deluxe Eracs 23.500 (3 hari 2 malam), fasilitasnya antara lain 1 orang perkamar, electric bed, ada sofa bed untuk pendamping, kamar mandi dalam, TV LCD, kulkas, lemari, balkon lalu ada juga sarapan dan makan siang untuk pendamping. NICE.

Aku seneng masuk kamarnya hihihihi, besar dan bersih. Padahal tadinya aku berfikir it's okelah share ruangan sama orang lain (Kelas 1), tapi ternyata emang lebih nyaman dan aman sendirian deh hihihihi. Ngga lama diruangan, aku dipasangkan infus sama bidan yang di IGD tadi.

 

Pukul 01.30 WIB

Ada petugas yang mengantarkan bubur sumsum hangat dan teh manis. OMG enakkkkknya, jadi teringat sc pertama aku dulu yang dilakukan mendadak karena "gawat" jadinya aku ngga sempet makan enak - enak hihihi.

 

The Day 1 Desember 2021

Pukul 05.30 WIB

Sudah ada bidan yang datang keruangan untuk membangunkanku dan menyuruhku mandi dan siap - siap karenaakan dijemput jam 07. 00 untuk kemudian persiapan operasi.

Pukul 06.00 WIB

Kembali ada petugas yang mengantarkan teh manis dan menyuruhku untuk mengunyah permen karet supaya ada tenaga saat nanti operasi.

Pukul 07.00 WIB

Aku masuk ruang antri untuk operasi dan masih didampingi suami. Ganti baju operasi kemudian para bidan serah terima dan dr. Zaldy dan dokter anastesi datang untuk menyapa dan memperkenalkan diri. Mereka juga menjelaskan tentang rencana apa yang akan dilakukan di ruangan operasi.

Sebelum masuk aku minta ijin dr. Zaldy sekiranya berkenan untuk foto di ruang operasi saat adeknya sudah keluar untuk jadi kenang-kenangan. Thank God dr. Zaldy memperbolehkan. Yay.


Aku pindah ke tempat tidur yang akan membawaku ke ruang operasi lalu aku bergeser lagi ke tempat tidur ruangan operasi. Ruangannya besar dan lebih berwarna dibandingkan ruang operasi di RS Carolus Serpong (tempat aku sc pertama). Dokter anastesi menjelaskan apa yang akan dilakukan dan dimana titik-titik yang akan disuntik. Rasanya waktu disuntik tuh kayak tulang punggung digebuk kenceng banget pake stick baseball hihihihi *ngiluuu. Setelahnya kakiku kesemutan tapi aku masih bisa ngerasain saat digerak-gerakin dan saat dipasangin kateter juga masih bisa terasa. Beda dengan waktu melahirkan pertama dan aku dikasih epidural, itu ngga kerasa sama sekali.

Sekitar jam 08.00 operasi dimulai, ada banyak operator yang lalu lalang, dr. Zaldy, dokter anastesi, ada 2 orang perawat laki - laki, ada 2 - 3 orang perawat perempuan yang satu bulak balik ngecekin infus aku, yang lainnya sempat usep - usep kepala aku, lalu ada juga dokter anak yang standby untuk periksa anakku.

Aku agak parno ketika melihat ke lampu-lampu diatas badanku, jadi dipinggiran lampu itu kayak cermin dan aku bisa ngeliat saat perutku di operasi. Aku merasa takut dan aku langsung tutup mata dan mengaragkan pandangan ke yang lain. Aku ngerasa banget perutnya diudek-udek, tapi aku ngga boleh panik dan ngga boleh sampe nyusahin diri sendiri dan tim yang sedang bantu operasi aku.

Kok bisa, tenang banget.

Bisa. HARUS bisa.

Sekarang logikanya ya, kalau aku panik trus jadi gelagapan atau badannya jadi stres. Entah misalnya jadi berontak atau nangis-nangis, gimana coba. Duh ga kebayang ada apa-apa sama aku sementara anak-anak masih kecil. 

"What doesn't kill you makes you STRONGER".

Bayiku lahir kira-kira 30 menit kemudian, trus sama dr. Zaldy langsung diangkat dan dikasih lihat di hadapanku. Sama seperti saat kakaknya lahir, ada tetasan air mata bahagia dan lega akhirnya dia sudah lahir. Tapi aku ngga bisa IMD karena dokter lihat pergerakan cupingnya agak lain, bisa jadi dia kedinginan jadinya adek dibawa ke ruang rawat dan dikasih oksigen.


Setelahnya aku masih bisa merasa dokter sedang bersih-bersihkan perutku dan kira-kira Pk. 10.00 WIB operasi selesai dan berjalan lancar. Puji Tuhan. Aku merasa kedinginan dan sempat ketakutan juga kalau kedinginan bikin jantungku debar-debar kayak waktu awal-awal hamil gara-gara minum kopi dan ternyata kopinya kenceng banget.

Kalau di RS Carolus, tangan kiriku di infus tapi tangan kanan dikasih kayak corong besar yang gunanya untuk menghangatkan tubuhku, tapi kalau di RS Awal Bros dikasih selimut dan tambahan penghangat setelah aku pindah ke ruangan observasi.

Aku sempat minta suster untuk nambahin selimut dan naikin temperatur pemanasnya supaya badanku lebih hangat. Mereka kasih aku beberapa lapis selimut dan aku ngga berenti untuk gerak-gerakin jari-jariku supaya bisa jadi hangat. Di ruangan observasi kalau ngga salah sekitar 1 jam, lalu aku dibawa kembali ke ruangan. Lalu aku makan permen karet untuk membantu saluran pencernaan supaya bisa bekerja dengan normal kembali.

Setelah operasi aku ngga merasakan ada sesuatu yang masih bergerak di perutku. Kalau operasi yang pertama aku merasa kalau kayak ada 1 bayi lagi yang belum keluar hihihi, kalau kata dokter itu adalah pergerakan lambung, dsb. Tapi untungnya kali ini ngga ada berasa apa-apa selain ngantuk berat dan melayang-layang hihihihi.


Setelah 2 jam operasi, petugas sudah mengantarkan makan siang. YAY. Makan siang isinya banyakkk banget. Ayam, tahu, tempe, sayur, nasi, jus, lengkap banget. Tapi entah kenapa saat itu aku merasa kurang selera makan, jadi aku paksakan untuk makan nasi dan tahunya saja.

Aku sudah bisa menaikkan senderan tempat tidur dan duduk dengan nyaman tanpa ada rasa sakit atau nyeri. Tapi mata rasanya berat dan pandanganku kayak kabur gitu. Jadinya kalau lihat tulisan di handphone, semua hurufnya kayak acak-acakan. Jadinya aku kembali tidur tapi ngga bisa pules tidur. Aku masih merasa melayang-layang hihihihi.

 

Pukul 15.00 WIB

Ada beberapa bidan masuk ke kamarku dan salah satunya bilang kalau jam 16.00 belajar jalan ya. Aku nawar sama susternya untuk diperbolehkan jam 16.30 saja karena aku masih ngantuk tapi ngga bisa tidur. Untung sustenya baik dan kasih ijin *makasih ya sus.


Pukul 16.30 WIB

Sebelum suster dateng aku sudah berusaha untuk duduk, aku takut kalau dipaksa hahahha. Jadi lebih baik mulai duluan aja deh. Trus pas aku mulai duduk di pinggir tempat tidur itu rasanya pusing dan lemes banget kayak mau pingsan. Wah, ngga bisa jalan nih. Aku yakin banget kalau aku paksa jalan pasti aku jatuh karena rasanya kayak mau pingsan.

Tapi untungnya suster ngga paksa aku dan mereka menyampaikan kalau ERACSnya ngga berhasil ya. Aku agak bingung maksudnya ngga berhasil gimana ya, karena aku merasa tingkat nyerinya lebih ringan dibanding sc konvensional dan aku juga merasa lebih nyaman. Tapi ternyata goalnya dari ERACS itu adalah 6 jam pasien sudah bisa jalan.

Ya ternyata ada juga yang seperti aku, belum bisa jalan setelah 6 jam karena kondisi badan setiap orang dan bagaimana dia merespon suatu pengobatan berbeda. Tapi it's oke, bidan dan dokter juga tidak memaksakan dan tetap melayani dengan baik.

Aku merasa bisa lebih nyaman bergerak, hanya matanya aja yang kurang bisa bersahabat dan maunya merem terus karena kalau melek dan lihat tulisan, film, dsb rasanya berbayang terus *uhuhuhu.

Kira - kira 2 jam setelah aku keluar dari ruang operasi, adek bayi sudah dianter untuk seruangan bareng aku. Trus aku juga udah mulai nyusuin even belum banyak ASI yang keluar. Hal ini biasa terjadi kok, jadi untuk kamu yang baru melahirkan dan ASInya belum keluar jangan panik ya. ASI akan keluar dengan sendirinya 1 - 2 hari kedepan.

Aku agak merasa badanku capek, mungkin karena aku ngga ada rencana untuk melahirkan di tanggal 1 Desember 2021 jadinya semua serba buru - buru. Aku merasa kalau aku ketemu dr. Zaldy lebih awal pasti aku bisa lebih mempersiapkan diri dan ERACSnya bisa berhasil. Aku kurang matang cari informasi sihhh hihihi, jadi semua mendadak. But, thank God. Tuhan kasih jalan yang terbaik. Dokter, bidan, pelayanan RS, pengobatan, dll.


2 Desember 2021

Pukul 05.00 WIB

Aku agak susah tidur, pengen tidur tapi bulak balik bangun. Takut adek kedinginan, sementara aku udah kepanasan banget. Entahlah ini cuma perasaanku aja apa gimana ya, aku merasa pas di RS tuh panassss banget (dulu waktu melahirkan anak pertama juga gitu). Kalau AC aku dinginin takutnya nanti adek kedinginan.

Aku sangat menikmati dirawat di RS Awal Bros karena makanannya enak - enak hahahhaa dan bidannya juga sabar banget bantuin aku yang tengah malem ngebel terus karena panik anaknya nangis dan bingung kasih ASInya.

Untung suami juga bantuin segala hal yang aku butuh, sampe suami gendong adek sambil ketiduran karena aku masih merasa melayang - layang dan ngga sanggup kalau harus gendongin adek. Makasihhh ya papa.

Pukul 06.30 WIB

Adek sudah diambil dan dimandikan, jam 07.00 sudah dikembalikan lagi ke kamar, tapi aku minta bantuan bidan untuk jagain anakku dulu sementara itu aku tidur sebentar lagi karena semalaman susah banget mau tidur. Aku lupa jam berapa tepatnya, tapi pagi itu aku juga sudah buka kateter dan sudah mulai jalan lalu mandi dibantu suami.

Beberapa jam sekali bidan datang untuk mengecek perbanku, apakah ada rembesan darah, dsb. Thank God semua baik - baik saja. Perbannya bersihhh. Setelah mandi juga aman, ngga ada yang robek, ngga ada yang bocor.

Aku lupa persisnya gimana rasa ngilu pasca sesar anak pertama, tapi seinget aku kayaknya sesar anak kedua ini rasanya agak ada perih dan panasnya di area luka. Bisa jadi karena udah ada bekas sesar sebelumnya ya. So far aku cukup bisa mentoleransi rasa sakitnya, jadi aku melakukan semuanya pelan - pelan aja dan tentunya dengan bantuan suami tercinta *eakkk. Tapi memang aku ngga bisa apa - apa kalau ngga ada suami, karena hampir semuanya dibantu suami.


Jumat, 3 Desember 2021

Aku berencana pulang secepatnya karena pengen istirahat dirumah saja, even itu artinya aku ngga bisa makan makanan dan cemilan rumah sakit lagi hahahha. Pagi - pagi suami mulai berberes dan menyelesaikan administrasi rumah sakit. Setelah itu adek bayi sempat "dipinjem" dulu untuk sesi pemotretan (hihihi gemes banget) dan hasilnya akan dikabari beberapa minggu kedepan.

Pukul 14.30 - Rumah

Aku sampai dirumah dan sudah disambut sama kakak Ochelynn juga opung yang udah ngga sabar banget mau ketemu adek bayi. Setelah itu aku istirahat dulu karena beberapa hari susah tidur. Uhhh, rasanya lega banget udah bisa pulang dan aktifitas dirumah.


Luka pasca operasiku masih rada ngilu sampe semingguanlah. Aku agak kesulitan saat bangun dari tempat tidur, kadang kalau posisinya ngga pas ada rasa sakit dan ngilu. Kira - kira 10 hari setelah operasi aku kembali kontrol ke dr. Zaldy di RS Awal Bros untuk buka perban dan dibersihkan. Dokter menyampaikan kalau lukanya bagus, ngga ada tanda - tanda infeksi, dsb. Lalu beliau kasih obat minum untuk mempercepat penyembuhan luka dan ada salep untuk mencegah keloid.

Dokter menyampaikan ada masa nifas sampai 40 hari kedepan dan setelahnya kalau mau USG untuk lihat rahimnya sudah bersih atau belum boleh saja. So far darah nifasnya datang dan pergi, kadang banyak tapi kadang ngga ada sama sekali. Seinget aku waktu itu pernah pas aku lagi agak capek jalan mundar mandir, darahnya agak banyak. Tapi seringnya sih sedikit aja, jadi aku ngga pernah pake pembalut nifas karena cukup dengan pembalut biasa atau kadang - kadang pake pantyliner.

Semoga pengalamanku bisa jadi masukan untuk kalian ya, khususnya yang kepengen melakukan prosedur ERACS. Saran aku untuk kamu yang mau melakukan prosedur tersebut :

  • Cari dokter dan rumah sakit terbaik yang sudah melakukan prosedur ERACS dan berhasil
  • Fokus untuk kontrol ke dokter pilihan kamu supaya beliau bisa memantau perkembangan kehamilanmu dengan teratur dan kedepannya bisa dengan lancar membantu kamu mempersiapkan diri untuk prosedur ERACS
  • Makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, persiapkan dengan matang waktu yang tepat untuk melahirkan
  • Cuti beberapa waktu sebelum waktu melahirkan supaya bisa fokus untuk persiapan yang dibutuhkan kedepannya
  • Berdoa dan tetap semangat

Menurut aku, ngga ada yang salah dengan bagaimana cara seorang anak lahir ke dunia. Ibu yang melahirkan normal dengan ibu yang melahirkan secara sesar sama - sama ibu dan semua sama perjuangannya, sama sakitnya, sama "menderitanya" dan SEMUA SAMA HEBATNYA.

Goalnya bukan kita bisa melahirkan dengan cara tertentu, tetapi ibu bisa melahirkan dengan selamat, bayi yang dilahirkan sehat dan keduanya bisa kembali kerumah dalam keadaan baik untuk berkumpul bersama keluarga yang lainnya.

Dokter yang TERbaik menurut aku adalah dokter yang membuat kamu nyaman dan percaya ditangani sama beliau. Dokter yang bisa memahami keinginan dan kondisi kamu. Jadi yang paling tepat adalah mendengar apa kata hati nurani kamu, karena kamu yang tau mana yang terbaik untuk kamu.

Setiap anak punya rejekinya masing - masing. Indeed.

Tuhan menyediakan semua TEPAT PADA WAKTUNYA.

Terima kasih untuk semua orang - orang baik yang bantu aku dari program melahirkan, menjalani hari - hari saat hamil, ngirimin cemilan, kontrol ke RS, saat mau melahirkan, sampai pulang kerumah dan pemulihan. Untuk semua dokter - dokter dan bidan - bidan yang ikut andil dalam perjalananku hamil sampai melahirkan dan buka perban. Dan untuk mereka yang menguatkan dalam doa, moral dan materiil. God is GREAT.

Share this:

CONVERSATION

34 komentar:

  1. Terima kasih sudah kuat melahirkan penerus kehidupan, sehat2 yaa malaikat kecilnya dan mamanya segera pulih. anw itu ranjang dan baju bikin gagal fokus , PINK

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk dukungannya mba. Aminnnnn. Sudah pulihhh hhihihi. Wah pencinta PINK ya mbaaa.

      Hapus
  2. Saya baru tahu ada metode ERACS ini, selamat atas kelahiran bayinya. Semoga jadi anak sehat kebanggaan orang tua. BTW dua keponakanku lahirnya di Awal Bros PKU ini Mbak, sekarang udah pada gede. Zaman dulu belum ada ERACS kayaknya. Sekarang makin canggih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, ada metode baru yang bs diaplikasikan unt SC supaya jadi lbh singkat masa penyembuhannya. Keren ya Awal Bros PKU.

      Hapus
  3. Pengalaman yang beneran bisa dibagi dengan calon ibu hamil atau ibu hamil yang mau melakukan prosedur eracs. Jadi bisa semakin yakin untuk menentukan pilihan supaya tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, jadi bsa lbh memilih mana yg sesuai dengan kondisi masing - masing ibu.

      Hapus
  4. Mbak, aku belum pernah merasakan SC. Membaca ceritamu ini aku jadi ikut deg2an hahaha..Terutama detik-detik menjelang operasi sampai akhirnya si adek keluar dan diangkat dokter. Iya sih ya kebayang gimana tegangnya saat-saat mengalami peristiwa besar itu..Semoga selalu sehat ya Mbak. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, memang menegangkan tapi pas prosesnya ngga ada sakit sama sekali. Setelahnya baru deh terasa linu - linu perih hihihihi. Sehat juga untuk mba dan keluarga ya.

      Hapus
  5. Selamat ya Mbak, atas kelahiran anggota baru.
    Saya setelah nikah, tahun 1999 ikut suami kerja di Minas lalu ke Rumbai. Awal 2000 balik Sulsel. Rumah Sakit Awal Bros sudah ada tahun 2000 itu dan setahu saya, memang rumah sakit terbaik. Alhamdulillah ya penanganan melahirkannya di rumah sakit terbaik di Pekanbaru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mba. Wah pernah tinggal di Riau juga ya. Iya mba Awal Bros one of the best disini. Pelayanannya juga bagus sampai dengan hari ini.

      Hapus
  6. Widih goalnya ERACS ini 6 jam sudah bisa jalan. Wah... Bisa nyoba metode ini kalau misalkan nanti lahiran harus sesar nih. Tapi pinginnya akutu normal. Tapi kan kita nggak tahu bagaimana masa depan ya. Semangat, kakak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, bisa jalan setelah 6 jam untuk mereka yang memang cocok.
      Semangattt ya kamu, apapun caranya yg penting adek bayi nanti dan mama sehat jg selamat.

      Hapus
  7. I feel you Mama Kuat!! karena nurani tak pernah ingkar janji, apapun metodenya...apapun prosesnya harus dinikmati dan dijalani ya kak sehat selalu ibu dan bayik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbaaa, terima kasih untuk supportnya ya.
      Sehat untuk untuk mba dan keluarga.

      Hapus
  8. Mba Ros, congrats yaaa 🎉🎉🎉🎉. Duuuuh baru tahu kalo mba lahiran Des kemarin. Sehat2 selalu mba dan debay ❤️.

    Naah suntikan epidural ini beda2 ya mba. Kayaknya memang tergantung skill si dokter 🤣. Aku juga pas SC 1&2 , dokter yg sama, dan samasekali ga sakit. Malah ga sadar kalo udah disuntik. Tau2 kenapa ga bisa gerak aja nih kaki wkwkwkwk.

    Tapi denger dr beberapa temen, pas suntik epidural mereka sakiiit byabgeeet katanya. Makanya aku ngerasa bersyukur dapat dokter yg jago nyuntik bius nya waktu itu 😅. Tapi udh ga pengen lagi ngelahirkan mba. So ga mau juga rasain epidural 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, terima kasih.

      Mba, epidural ngga sama dengan yg suntik untuk SC. Kalau epidural ada kateternya yang panjang dan dimasukin ke tulang belakang. Jadi bisa dimasukin obat bius dalam beberapa tahapan.

      Kalau suntik untuk SC jarumnya kecil dan pendek jadi ngga terlalu sakit.

      Hapus
  9. Mbaaaa, selamat untuk kelahiran bayinya yaaaa. Aku baru tahu ada metode baru utk SC skr. Aku dulu masih yg konven 😅.

    Baca ini jadi kayak flashback lagi pas SC 1&2. Duuuh berasa pas perut di aduk2, penasaran mau liat tp ga berani hahahahahaha. Liat darah aja aku bisa sempoyongan 🤣.

    Bener mba, cari dokter obgyn itu kayak cari jodoh. Ga bisa sembarangan. Aku dulu Gonta ganti dokter sampe ntah berapa kali, sebelum akhirnya ketemu dokterku di RSIA tambak Manggarai. Dokter cowo, tapi nenangiiiiin banget pas meriksa. LGS adem rasanya. Reus dia ga keberatan pas aku dr awal minta SC. Aku memang ga ada niat lahiran normal. Ga tertarik.

    Naah sebelum Ama si dokter ini, aku ga sreg Ama dokter2 lain yg maksain normal. Apaan sih, yg lahiran siapa, kok dia yg maksa harus normal. Makanya aku ga nyaman, dan ganti dokter trus sampe Nemu yg ngertiin aku 😄. Makanya lahiran anak kedua, ya sama dokter itu lagi :). Udah ga bisa kelain hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaha, mereka maksain normal mungkin karena banyak sebenernya kebaikan dari lahiran normal. Tapi sebenernya dokter yg baik menyerahkan semua sama ibunya, melihat sekarang cara - cara lain selain normal udah ada dan aman hihihi.

      Bener ya mbaaa, kayak jodoh. Jadinya Tuhan yang tentukan mana "jodoh" yg tepat untuk utak utik perut kita hihihihi.

      Hapus
  10. Alhamdulillah, ikut deg-degan bacanya senang adeknya lahir degan selamat dan sehat, aku baru tahu nih metode ERACS bisa langsung jalan ya pasien makin hebat deh teknologi kedokteran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba jadi waktu pemulihannya lebih singkat.

      Hapus
  11. Tulisan yang inspiratif, senang bacanya. Pengalaman melahirkan yg dituangkan dlm sebuah tulisan, ini sangat bermanfaat. Selamat atas kelahiran anaknya ya mbak, sehat sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasihhh mba Abby. Sehat selalu jg untuk mba dan keluarga.

      Hapus
  12. Senang sekali..
    Sehat-sehat selalu untuk kak Roos dan bayi gantengnya..
    Bayinya bersih banget, kak..

    Melahirkan ERACS membuat hati Ibu tetap nyaman saat melahirkan dan dokternya sangat komunikatif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, bayinya perempuan mba. Yang ganteng itu dokternya *ehhh

      Hapus
  13. kupikir sesar ya sesar aja, ternyata ada metode ERACS demi kelancaran operasi sesar dan setelahnya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, sesar sekarang ada beberapa metodenya yg bisa dipilih sesuai kebutuhan ibu.

      Hapus
  14. Waah udah sering denger nih belakangan ttg eracs ini, ternyata vani juga lahiran pake metode ini yaaa😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Olaaa, iya gw pake ERACS dengan harapan bisa langsung joget2 wkwkwk. Eh tapi taunya pusing bangettt jadi ngga kuat jalan. Emang kurang persiapan gw wkwkkw.

      Hapus
  15. emang segitunya ya van kalau operasi secar deg2an after opr juga masih ada trauma takut kenapa2 sama jahitan. Tapi semuanya terbayar si dedek nya dan mama sehat2 semua.GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasihhh Okta. Parahhh deg2an tapi mencoba untuk santaiiii. Jaitan masih ada mau nyeri kalau keteken atau klo kecapekan hihihi. JBU more ya ta. Miss u.

      Hapus
  16. Selamat mbak atas kelahiran anak keduanya. Semoga terus sehat ibu dan bayinya. Tulisan ini sangat lengkap dan serasa ikut merasakan dan menyaksikan prosesnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasihhh mba. Sehat juga untuk mba dan keluarga ya.

      Hapus
  17. Kalau ada pemberitahuan dedek kelilit tali pusar agak khawatir juga ya bun. Bawaannya pengen segera ketemu dedek dengan keadaan sehat. Disana banyak pilihan kelas ya, jadi bisa disesuaikan dengan biaya yang sudah disediakan dan direncanakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, aku juga bingung kenapa bisa tiba2 lilit 3 padahal sebelumnya udh USG tapi ngga ada info apa2 hihihi.

      Hapus

Terima kasih sudah mampir ke www.ROOSVANSIA.com, silahkan tinggalkan pesan atau pertanyaannya. So sorry kalau comment yang berisi promosi website, jualan, dsb akan langsung masuk ke SPAM.

Have a great day.